Kanker dan Sequislife
Nama saya Trifena Ana SR. Saya lahir dan besar di kota Surabaya. Bulan Februari adalah bulan yang sangat special yang Tuhan berikan dalam hidup saya. Saya lahir di bulan Februari. Ayah saya pulang ke rumah Bapa di bulan Februari sebelum saya merayakan ulang tahun yang ke 10.
Pada tanggal 14 Februari 2016, ketika saya sedang mengajar Sekolah Minggu di gereja tiba-tiba suara saya hilang. Saat itu karena bertepatan dengan Valentin saya mengajak murid Sekolah Minggu yang saat itu saya mengajar di kelas Balita, membuat kegiatan seperti menyampaikan rasa kasih sayang mereka pada Tuhan, Orang tua, Kakak dengan menempel gambar-gambar yang sudah saya sediakan sehingga mereka memilih gambar yang sesuai untuk ditempeli pernak-pernik. Pulang dari gereja sampai malam suara saya tetap tidak keluar dan juga disertai rasa sakit dileher. Akhirnya saya diberitahu teman dokter yang praktek di RS Graha Amerta yang bersebelahan dengan RSUD. Dr.Soetomo. Saya pergi hari Selasa tanggal 16 Februari 2016. Kemudian saya diperiksa oleh dr.Bedah Kepala Leher Alm.Dr.Yoga. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter menyuruh saya Minggu tanggal 21 harus segera masuk Rumah Sakit agar tanggal 22 Februari 2016 saya bisa dioperasi. Kaget dan syok sudah pasti. Lalu dokter memberikan rujukan ke RS Adi Husada Kapasari Surabaya. Saya sangat kaget. Pasti biayanya sangat besar. Tapi Puji Tuhan tahun 2011 saya sudah ikut Asuransi Kesehatan Sequislife. Awalnya yang saya ikutkan anak saya di tahun 2009. Saya pemegang kartu Putih. Akhirnya minggu tanggal 21 Februari saya masuk rawat inap di RS Adi Husada Kapasari kemudian dilakukan pemeriksaan menyeluruh, Tanggal 22 Februari pagi saya dibawah ke kamar operasi. Dokter sebelumnya memberitahu perkiraan operasi 2 jam 50 menit. Ternyata operasi membutuhkan waktu 4jam 50 menit. Saya menjalani operasi tepat satu hari sebelum saya ulang tahun. Karena mendadak, kami tidak mempunyai persiapan biaya untuk operasi. Ketika saya diijinkan pulang ternyata biaya sebesar 37juta lebih dicover semua oleh Sequis. Saya hanya membayar kekurangan tidak sampai satu juta rupiah. Seminggu kemudian saya mendapatkan hasil Patologi Anatomi yang menyatakan bahwa saya terkena kanker Tyroid. Selang kurang lebih tujuh bulan, saya sering merasakan sakit yang luar biasa dileher lalu ke kepala. Saya konsultasi lagi dengan dokter bedah dan beliau menyarankan untuk pemeriksaan rutin saya dengan menggunakan BPJS karena Eutyrox yang harus saya konsumsi itu paten jadi saya bias dapatkan lewat BPJS.
Pada bulan Maret rasa sakit yang menyerang saya semakin intens. Saya kontrol ke dokter Bedah lagi. Lalu saya disuruh USG Tyroid. Saya melakukan USG Tyroid dan hasilnya sangat mengejutkan saya. Ternyata kanker sudah menyebar di Kelenjar getah bening di leher sebelah kanan dan sebelah kiri. Kemudian dokter menyuruh saya untuk menjalani terapi Nuklin dengan Iodine N131. Dan terapi nuklir itu di Surabaya tidak ada. Jadi saya harus pergi ke Bandung. Bersyukur karena adik perempuan satu-satunya tinggal di sana. Saya tidak langsung berangkat ke Bandung karena saya harus menyelesaikan tugas saya sebagai guru privat, baik mereka yang akan melaksanakan ulangan akhir semester, juga yang ujian serta mencarikan sekolah ke jenjang berikutnya yang sesuai dengan nilai yang mereka peroleh serta bimbingan intens TPA untuk sekolah unggulan. Ahirnya 18 Juni 2017 saya pergi ke Bandung dan ke RS Hasan Sadikin. Pada awalnya dokter tidak percaya kalau saya sakit karena penampilan saya tidak menunjukkan kalau saya sakit. Lalu saya menjalani pemeriksaan dengan Foto Nuklir. Hasilnya sangat mengagetkan dan dokter meminta saya harus segera menjalani terapi Nuklir. Karena jadwal di RS Hasan Sadikin penuh sedangkan saya harus menjalani terapi nuklir secepatnya maka saya dirujuk ke RS. Internasional Santosa Kopo. Saya langsung Tanya biaya. Setelah itu saya telpon ke Customer Sequis dan menanyakan apakah terapi nuklir itu di cover oleh Sequis. Mereka menjawab bisa dicover karena limit saya masih banyak. Hati saya jadi tenang. Akhirnya saya mendapat jadwal bulan Juli 2017. Sebab Iodine N 1311 harus di pesan dulu dua minggu. Akhirnya pada bulan Juli 2017 saya menjalani Terapi Nuklir Iodine N 131 dosis 100 millicurie. Saya dimasukkan ruang isolasi dimana perawat memantau saya dari CCTV dan menanyakan lewat intercom.
Di ruang Isolasi saya sendiran. Tidak tahu pagi, siang maupun malam. Handphone dan juga charger harus di wraping. Saya harus minum air sebanyak-banyaknya, minimal 6 liter perhari dan mandi keramas 5 kali perhari, harus sering cuci tangan. TV ada tapi melihat TV juga bosan. Saya bawa buku untuk menulis tapi jika keluar buku tidak boleh dibawa keluar. Jadi saya lebih banyak membaca Alkitab yang ada di handphone dan mendengarkan puji-pujian dari Handphone. Setelah radiasi di tubuh sudah turun dan dinyatakan aman, saya diperbolehkan pulang. Tetapi ternyata ada perbedaan biaya. Sebelum saya menjalani Terapi Nuklir sudah saya tanyakan apakah biaya dicover? Ternyata tidak semua dicover karena itu harga paket karena saya pemegang kartu putih.
Ternyata terapi nuklir tidak bisa dilaksanakan satu kali saja. Saya mendapatkan jadwal lagi tanggal 19 Februari 2018. Sayang Januari 2018 saya harus dirawat di RS.Premier karena rasa sakit yang akut sehingga perlu dilakukan MRI. Sekali lagi Puji Tuhan, Semua dicover oleh Sequis. Tanggal 10 Februari 2018 saya berangkat ke Bandung untuk menjalani pemeriksaan sebelum menjalani terapi Nuklir yang kedua pada tanggal 19 Februari 2018 dengan dosisi 150 millicurie. .Saya harus menjalani pemeriksaan darah khusus untuk kanker maker yang biayanya cukup besar. Karena Agen saya sdh tidak ada saya tidak tahu kalau sebenarnya biaya itu bisa di klaimkan ke Sequis. Saya menjalani Terapi Nuklir di RS Hasan Sadikin dengan menggunakan BPJS dan dikamar itu saya tidak sendiri karena satu kamar diisi dua orang. Teman sekamar saya berasal dari Makasar. Dia batuk-batuk terus. Saya tidak tahu kalau dia kena TB, sehingga saya tertular namun saya masih belum menyadari. Hanya saya tidak bisa makan dan minum. Saya pulang dari RS Hasan Sadikin tanggal 22 Februari sehari sebelum saya ulang tahun. Agar saya mau makan saya dipesankan adik pudding buah naga karena hanya itu yang bisa saya makan. Tanggal 26 Februari saya kembali ke Surabaya dengan Citilink jam 17.50 dari Bandung dan sampai Surabaya Jam 8an malam. Saat itu suami mengajak saya untuk langsung ke RS, tetapi saya tidak mau. Pada tgl 27 Februari 2018 jam 2 dini hari saya dilarikan ke RS Premier karena ketika saya dalam keadaan tidur akibat pengaruh obat tidur, saya terus bilang sakit-sakit. Ketika saya masuk langsung digerojok dengan infus dan oksigen dipasang karena ketika di cek udara dalam tubuh saya sangat kecil. Akhirnya saya dirawat di RS Premier selama 8 hari namun dua hari saya kembali lagi ke RS Premier, karena kamar isolasi khusus tenakan negative penuh jadi saya hanya diberi pertolongan sementara di UGD dan saya harus bayar sendiri, sekali lagi saya tidak tahu kalua itu bisa diklaimkan padahal biayanya cukup besar selama kurang lebih 4 jam saya dirawat di UGD. Pulang dari RS kondisi sudah mulai enakan, namun pagi muntah-muntah terus. Tidak ada makanan dan minuman yang bisa masuk apalagi obat. Karena ruang Isolasi Khusus Teknan Negatif penuh, saya dibantu teman gereja yang bekerja disitu untuk inden kamar isolasi tersebut. Sabtu sore jam 16.00 tanggal 12 Maret saya dilarikan kembali ke RS Premier karena kondisi kesehatan yang makin memburuk. Puji Tuhan pasien anak-anak yang menempati Ruang Isolasi Khusus Tekanan negative sudah baikan jadi dipindah di ruang isolasi biasa. Kondisi kesehatan saya benar-benar buruk. Ternyata saya alergi dengan obat TB (dari 20 juta orang hanya 2% orang yang alergi obat TB, termasuk saya) itu yang membuat kondisi saya memburuk. Bahkan saya harus diinfus dengan protein tinggi yang ketika masuk ke tubuh sakit sekali karena pekat. Sebelum diberikan infus protein tinggi, saya ditanya apakah dicover oleh asuransi? Saya jawab ya.. baru kemudian saya diberi infus tersebut, ternyata memang infus itu harganya sangat mahal. Warnanya seperti susu dan juga pekat. Kondisi kesehatan yang memburuk membuat saya hampir menyerah, Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa saya tidak sendiri, Ia memberi kekuatan kepada saya agar saya kuat menanggungnya.
Tangan saya habis di tusuk untuk infus sehinga infus harus dipasang di lengan dekat dengan siku. Akibat dari terapi Nuklirr bulan Februari 2018 dan langsung sakit parah yang cukup lama membuat air liur saya jadi kering sehingga sampai saat ini saya tidak bisa makan karbo. Ternyata biaya kamar Isolasi Khusus Tekanan Negatif lumayan besar sehingga ketika saya diperbolehkan pulang, biaya sendiri yang harus saya bayar sangat besar sekitar 18 juta. Itu sebabnya saya bilang ke anak saya ketika dia sudah bekerja dia harus ambil IMC X Booster. Saya tidak bisa upgrade ke kartu Hitam (IMC X Booster) karena sudah terkena penyakit kritis. Apakah sudah berhenti disitu? Tidak .. Agustus 2018 saya harus kembali lagi ke Bandung untuk menjalani Terapi Nuklir yang ke 3 kalinya. Saya berdoa dan berharap dengan Terapi itu kanker segera hilang dari tubuh saya. Dan akibat sakit yang terlalu lama, saya kehilangan murid-murid saya. Biasa bekerja, lalu di rumah saja itu benar-benar membuat saya stress. Oktober atau November 2018 saya harus masuk kembali ke RS Premier dan Puji Tuhan meskipun saya hanya memiliki Kartu Sequis yang putih, tapi Sequis tetap berkomitmen memberikan Layanan terbaiknya dan saya dicover. Tanggal 14 Februari 2019 saya harus kembali lagi ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk terapi Nuklir yang ke 4 dengan dosis 150 millicurie.. Bulan April 2019 kembali saya harus di rawat di RS Premier Surabaya karena tiba-tiba saya kesakitan luar biasa (saya lupa diagnosanya apa saat itu) . Ketika bulan Juni saya sedang kontrol dan bertanya ke Help Desk Sequis yang ada di RS Premier, saya bertemu dengan seoran EM Sequis dan saya diajak bergabung menjadi Agent. Dua tahun sebelumnya saya sudah bertanya di salah satu kantor Sequis bagaimana caranya menjadi agent di Sequis karena saya ingin menjelaskan manfaat Sequis yang sudah saya terima, tetapi jawaban yang diberikan tidak memuaskan karena hanya berkata nanti saya akan dihubungi. Saya ambil positifnya saja bahwa Tuhan ingin saya rehat dulu dan Juni 2019 saya resmi bergabung dengan Sequis sebagai Agent. Puji Tuhan bulan Juli bisa Pecah telor dengan mendapatkan nasabah teman gereja satu keluarga (Ayah, ibu dan 2 Anak) mengambil IMC 0-booster. Sehingga saya bisa membayar kuliah anak saya. Pada Agustus 2019 saya kembali harus ke RS Hasan Sadikin untuk terapi Nuklir yang ke 5 dengan dosis 150 millicurie. Katika saya akan menjalani terapi dokter bertanya apakah membawa obat-obatan dari Surabaya? Ketika saya tunjukkan beliau sangat kaget karena obat-obat yang saya bawa semua hanya untuk mengurangi rasa sakit dan golongan psikotropika dan narkotika. Saya berkata kalau saya sudah Tanya mengapa saya masih merasakan sakit yang luar biasa? Setelah menjalani terapi nuklir dengan dosis 150 millicurie di ruang isolasi dan radiasi sudah turun dan sudah aman, lalu saya di foto dengan foto nuklir. Hasil Foto Nuklir sangat mengagetkan dokter dan saya karena sudah 5 kali menjalani terapi nuklir, kanker di kelenjar getah bening dileher sebelah kanan mengeras dan di Trakea juga, sehingga saya harus segera operasi dan dokter nuklir memberi deadline paling lama Mei 2020 sudah harus operasi. Kanker sangat ganas dan sudah memasuki stadium 4 karena penyebaran sudah jauh.
Kisah saya tidak berhenti sampai disitu karena ternyata Tuhan mengijinkan saya masuk RS Premier lagi. Saya lupa diagnosanya apa, tapi yang jelas kalium saya sangat rendah dan itu berbahaya sehingga saya harus segera di rawat. Saya dirawat sekitar 5 hari dan Puji Tuhan biaya dicover oleh Sequis meskipun ada selisih biaya yang harus saya bayar.
Sakit di leher semakin menjadi sampai dikepala sehingga sama dokter untuk mengatasi rasa nyeri saya diberi morfin. Namun seringkali morfin tidak bisa meredakan rasa sakit. Saya konsultasi lagi dengan dokter bedah saya yang dulu dan dengan dokter nuklir, mereka menyuruh saya untuk segera operasi. Sama dokter bedah sebelum beliau dipanggil Tuhan saya diberi referensi dokter yang baik yang ternyata juga praktek di RS.Premier. Mengapa saya tidak menggunakan fasilitas BPJS untuk operasi? Karena saya memiliki asuransi individu (Sequis) dan ingin mendapatkan pengobatan dan pelayanan yang terbaik. Sebelum saya menjalani operasi, saya tanya ke kantor Sequis, apakah nanti operasi saya dicover? Puji Tuhan jawabannya di cover meskipun tidak penuh. Akhirnya setelah saya melaksanakan ibadah Natal pada tanggal 25 Desember 2019, tanggal 26 Desember 2019 saya masuk RS Premier dan pada tanggal 27 Desember saya menjalani operasi.
Sampai saya menulis kisah saya ini kondisi kesehatan saya belum pulih. Mulut masih asimetris dan nyeri hebat sering saya alami sehingga saya harus mengkonsumsi narkotika (Oxyneo) dan obat psikoropika serta obat racikan dari dokter syaraf dan obat tidur agar saya bisa tidur. Jadwal untuk terapi nuklir ke 6 Juli 2020, semoga Covid-19 sudah berlalu dari bumi Pertiwi sehingga saya bisa menjalani terapi Nuklir karena kanker kelejar getah bening di leher sebelah kiri belum dioperasi.
Di awal pandemi Covid -19 dokter mengingatkan saya lewat WA hampir tiap hari agar tidak keluar rumah dan kontrol ke RS Premier dan RSI Jemur Sari (Dokter Endokrin) karena kondisi kesehatan saya rentan tertular penyakit. Apakah saya terus berdiam diri? Tidak.. saya tetap bekerja dari rumah, mengikuti training atau meeting lewat Zoom. Saya juga aktif membuat poster atau flyer untuk mengedukasi pentingnya asuransi dan juga promo tentang kehebatan Asuransi Sequislife si Hitam Infinite Medcare IMC+X Booster yang memberikan limit yang sangat besar dan juga perlindungan yang sangat lengkap, meskipun saya tidak bisa memiliki paling tidak saya bisa mengenalkan kehebatannya. Puji Tuhan.. akhir Maret saya bisa closing lagi meskipun Platinum karena yang beli masih anak muda yang baru bekerja dan di kantornya sudah diberi fasilitas asuransi juga. Puji Tuhan awal April bisa closing lagi IMC O+X Booster. Saya tetap semangat meskipun kondisi kesehatan saya belum pulih. Setiap hari saya mengupload ke IG, FB WA. Saya tetap menabur dan saya percaya pasti saya akan menuai. Saya tidak bosan-bosan bercerita kepada setiap orang yang saya temui dan menceritakan kehebatan IMX +X Booster. Saya ingin bisa closing lebih banyak, namun sejak 2018 saya sudah tidak diijinkan mengendarai motor sendiri. Saya bergantung pada anak saya. Namun jika dia kuliah saya menggunakan gojek.
Semoga kisah saya menginspirasi banyak orang bahwa meskipun dalam kondisi yang tidak mengenakkan kita bisa berguna buat orang lain. Tidak meratapi dan mengasihini diri sendiri dan merasa lemah. Don’t be afraid for I am with You. Don’t be discouraged, for I am your God. Will strengthen you and help you. I will hold you up with my victorius right hand (Isaiah 41 : 10)
# Trifena Ana
# 085649332477
# Insurance Councelor Sequislife
Demikian kisah nyata saya. Saya percaya tidak ada yang kebetulan. Semua Tuhan ijinkan terjadi pada saya karena Tuhan ingin melihat dan merasakan Karya Tuhan didalam hidup saya. Dan saya tahu Tuhan selalu ada disetiap musim hidup saya.
Kisah Lainnya
Kanker dan Sequislife
Nama saya Trifena Ana SR. Saya lahir dan besar di kota Surabaya. Bulan Februari adalah bulan yang sangat special yang Tuhan berikan dalam hidup saya. Saya lahir di bulan Februari. …Celaka, Injak Kaca Berujung 35,7Juta
Terima kasih om Imanuel yang telah membantu saya. Dan terima kasih buat kedua orang tua saya yang telah memberikan kartu sakti Sequis untuk mengcover semua biaya rumah sakit sayaTerhindar dari Jerat yang Menyesakan – Kisah Nyata
Perjuangan melawan kanker denga biaya total kurang lebih 1.3M, jumlah yang sangat banyak bagi kami, Puji Tuhan semua di bayarin oleh SequisOpname karena Tifus habis 11juta-an
Buat saya uang 11jt itu banyak, butuh berbulan-bulan untuk menabungnya, tapi sakit datang tidak akan menunggu kita punya tabungan.