Terhindar dari Jerat yang Menyesakan – Kisah Nyata
KISAH NYATA: Leny Maria, SE
Hari ini saya menepati janji saya, bahwa kami terhindar dari jerat yang menyesakan. Hari hari berlalu begitu cepat, tak terasa usia sudah masuk setengah abad. Kami tergolong keluarga yang menjaga kesehatan keluarga. Makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan olah raga (terutama istri yang sangat “gila” olahraga). Hari berganti hari kami menikmatinya bersama keluarga, waktu liburan cukup bahkan lebih dari cukup. Kami tergolong keluarga sehat. Keluarga yang pandai menikmati hidup.
Sampai suatu hari di bulan November 2014. Saat kami sedang menonton TV bersama istri. Tiba tiba istri saya berkata: Pa, kamu coba lihat dan raba di dadaku sebelah kiri atas kok ada benjolan!! Lalu sayapun mencoba melihat dan merabanya. Secara spontan saya bilang, ini adalah otot yang terbentuk sebab kamu terlalu kuat olah raga. Lalu istri saya bilang , coba pegang sekali lagi saat aku angkat tangan, ini lebih besar lagi. Lalu sayapun pegang ditempat yang ditunjukan. Memang benar besar, lalu saya kembali lagi bilang betul ini otot kelelakian kamu keluar. Dia sekali lagi minta tolong ini serius hanya disebelah kiri saja!!! Yang kanan nggak ada !!! Lalu sayapun meraba bagian kanannya. Memang benar, yang kanan nggak ada benjolan. Secara spontan saya bilang kanker ini !!!
Keesokan harinya saya bersama istri berangkat ke RS untuk melakukan usg dan mamografi. Sayapun menunggu, ingin mendapat kejelasan tentang apa sebenarnya yang sedang terjadi. Tak lama kemudian saya menghampiri dokter yang memeriksa dengan teliti dilayar monitor. Diraut wajahnya saya melihat bahwa ada yang tidak beres. Lalu saya masuk kedalam ruangan di mana dokter melihat gambar di monitor. Lalu saya bertanya kenapa dok? Lalu jawabnya: mengapa batasnya nggak tampak ya? Lalu saya mendesak. Memang kenapa dok? Ada hal yang gawat? Ah nggak !!! Nanti saja akan dijelaskan oleh prof nya. Saya makin penasaran dan makin mendesak. Kanker ya? Jawabnya : iya. Ganas ya? Jawabnya : biasanya jika tidak terlihat dengan jelas lingkarannya maka itu ganas.
Bagai petir disiang bolong !!! Siang itu terasa gelap gulita. Tapi sayapun keluar dari ruangan harus merubah wajah saya, menutupi rasa takut saya terhadap istri yang ada dibalik ruangan. Sambil tersenyum saya bicara dengan suara lantang dan berkata, kata dokternya ini kanker ganas (dengan nada ceria dan santai, seolah olah saya tidak percaya).
Kamipun bergegas pulang dan sore harinya kami bertemu seorang profesor dibidangnya. Setelah melihat hasilnya, dengan nada agak terkejut dia berkata, mengapa kamu baru sekarang datang, ini sudah sangat besar!. Melihat besarnya, sedikitnya ini stadium 3. Mendengar hal itu, bagaikan ada bom atom jatuh, dan tengah meluluh lantakan semuanya. Saya sudah tidak lagi konsentrasi melanjutkan pembicaraan itu. Apa lagi mendengar kata BIOPSI, dan tak lama kemudian kami tinggalkan ruang praktek dokter tsb.
Kami keluar menuju mobil sambil berkata, kita ke Singapore saja. Saya tidak setuju untuk biopsi. Saya setuju langsung operasi. Segera kami terbang ke RS Gleneagles Singapore. Setelah berkonsultasi lalu sekali lagi di USG (alat tercanggih yang baru saja datang seminggu sebelum kami disini). Ketika ditempelkan ke bagian benjolannya, saya melihat dengan jelas : seperti matahari berkaki seribu (hitam seperti rambutan), Dokternya berkata : positif kanker. Lalu saya pun langsung bilang saat itu juga. Apakah bisa di operasi sekarang dok? Dia bilang bisa. Tanpa berfikir panjang kami sepakat untuk dilakukan operasi saat itu juga. Operasi diperkirakan memakan waktu 2 jam.
Sore itu, kami berdoa kepada Tuhan, tolong kami ya Tuhan. Menunggu orang yang dicintai sedang bergulat dengan maut adalah hal yang sangat menyiksa. Apalagi 2 jam telah berlalu, namun tak kunjung juga selesai. Sayapun makin kuatir, apa yang sesungguhnya terjadi didalam sana.???? Akhirnya 4jam kemudian dokternya keluar dan menjumpai saya, serta berkata, operasi berjalan dengan baik, semua berjalan dengan baik. Sayapun boleh bernafas “separo” lega. Sebab ternyata saya harus menunggu lagi sampai akhirnya dipindahkan ke ruangan kamar. Dan sayapun bergegas kembali ke hotel bersama si kecil (Yargien). Malam itu, kami berdoa mengucapkan syukur atas apa yang Tuhan perbuat. Jika hal ini harus kami lalui, pastilah Tuhan punya rencana indah buat kami. Sebab saya yakin dan percaya bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan, dan kami tahu pasti bahwa Tuhan tidak akan tinggalkan orang orang yang berserah kepadaNYA.
“1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu IA tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai IA akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”
Ayat inilah yang membuat kami tetap berfikir positif. Bahwa apa yang terjadi adalah dalam kontrol Tuhan. Dan Tuhan tidak pernah salah. Dan kami mau turut memainkan peran ini.
Pagi pagi kami sudah berada di RS.Gleneagles Singapore, kami lalui bersama istri dan sikecil dirumah sakit. Saya hanya bisa menebar senyum yang biasa saya lakukan (walau serasa berat untuk melakukannya). Akhirnya candaan saya berhasil mempengaruhi kondisinya (minimal suasana pikirannya). Bahkan saya sempat terlontar kata kata, jangan takut sebab paling maksimal kita akan mati….. (walaupun secara jujur, sayapun takut kehilangan dia, sebab saya mencintainya).
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dokter datang, dan mengatakan boleh pulang. Namun kami tetap berada di Singapore. Kami tinggal di hotel beberapa hari sambil menanti kontrol lanjutan. Dokter mengatakan bahwa ada 6 cancer yang ada di dalamnya. Kanker Mama disebelah kiri, justru yang terlihat sangat besar itu belum masuk stadium, dan yang lainnya ada yang sudah masuk ke stadium 2. Puji Tuhan, Tuhan menunjukan sesuatu yang tidak terlihat (justru yg ganas) dengan benjolan yang besar yang belum masuk ke stadium (biasanya besarnya benjolan menandakan stadiumnya) Dan akhirnya dapat dilakukan operasi semuanya. Puji Tuhan. Dan tak lama kemudian kamipun kembali ke tanah air (Bali).
Dengan ucapan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus yang memberi solusi bagi masalah kami. Satu persatu teman teman kami datang kerumah dan melihat fakta bahwa keadaan istri saya, tak ada perubahan , sukacita tetap terpancar diwajahnya. Sayapun melihatnya demikian. Puji Tuhan. Bukan oleh gagah dan kuatnya. Tapi karena kekuatan yang dari Tuhan.
Dua minggu setelah operasi di Singapore itu, kami sekeluarga berangkat ke USA (Des 2014). Walau masih sering terasa sakit, tapi wisata tetap jalan (sebab kami sudah merencanakan 6 bulan sebelumnya). Saya bilang kita lupakan penyakit dan fokus jalan jalan saja, toh kebetulan banyak dokter yang ikut rombongan kami (memang kami sering wisata bersama nasabah kami). Sekali lagi kami bersyukur, perjalanan kami sangat menyenangkan. Sangat luar biasa. Rasa sakit hilang (mungkin karena hati gembira ya, dan bisa belanja di factory outlet, boleh dicoba, jika anda menderita sakit atau stress, ikut saja tour dengan teamjala.com. Tapi harus beli polis ke saya dulu baru bisa ikut tour teamjala, sebab tour teamjala sangat istimewa pelayanannya.
Sepulangnya dari Amerika, kamipun sudah direncanakan untuk menghadapi tantangan baru. Cemoterapi dan Radiasi, inilah rentetan yang harus dihadapi. Kata orang ketika seseorang di Cemo, maka kondisi tubuh akan melemah. Dan hanya tinggal tunggu waktu, untuk ajal menjemput. Sekali lagi kami diperhadapkan dengan pertandingan iman.
1 Timotius 6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Banyak orang yang menyarankan, cari alternatif saja daripada Cemo, bahkan ada yang bilang cari orang pintar (hahahahaha,…. dikira dokter itu nggak pintar kali ya). Inilah yang dinamakan ujian iman. Saya ingin bertanding dengan benar, sebab upahnya adalah kekekalan. “Kami tidak mau menukar yang kekal dengan yang fana”.
Tanpa berfikir panjang, sesuai jadwal yang ditentukan kamipun berangkat ke Singapore lagi. Setiap 3 minggu harus di Cemo sebanyak 4 kali (jika kuat, jika tidak maka akan dibagi lebih kecil, lebih lama) di Singapore. Kamipun setia mengantarnya. Cemo pertama dimasukan, tidak terlalu lama hanya 3-4jam saja (seperti orang yang di infus) lalu selesai. Saya tanyakan ke istri saya, apa yang kamu rasa? Jawabnya sangat tegas, nggak berasa apa apa (sambil ketawa). Kami pulang ke hotel dan sore harinya langsung renang sama sama. Ketawa ketawa (saya perhatikan dari dekat memang tidak tampak perubahan sama sekali). Keesokan harinya kami balik ke Bali.
Kami sangat bersyukur dan beruntung bisa kembali lagi kerumah dengan selamat. Karena hari sudah cukup malam, kamipun bergegas tidur malam itu. Esok paginya, kami bangun seperti biasa tidak ada keanehan yang terjadi (sakit, pusing, mual, muntah dll). Bahkan kami sempat curiga bahwa apa yang di infuskan kemarin di RS itu adalah infus biasa. Sebab tidak ada rasa sakit sama sekali dan kamipun senang kerenanya. Memasuki hari ke 4 , ada hal yang mulai dikeluhkan oleh istri saya, badan terasa sakit semua, tidak bergairah dan kurang bertenaga. Kamipun menghubungi dokter yang ada di Singapore, dan dia mengatakan hal itu wajar (Wooow). Lalu mengapa 3 hari pertama tidak ada masalah? Dia jawab, saya beri steroid (agar kondisi tidak langsung drop ).
Hari demi hari kami lalui bersama, serasa jam didinding kami berjalan begitu lambat……. Sebab kami ingin secepat mungkin dapat menyelesaikan 4 kali chemoteraphy. Agar kami bisa beraktifitas seperti biasa, namun yang terjadi sebaliknya, kami tetap harus bersyukur atas kekuatan yang Tuhan beri kepada kami, terutama kepada istri saya. Kami menyusun sisa sisa kekuatan dan pengharapan kami HANYA KEPADA TUHAN YESUS saja.
Disaat saat kami lemah, disitulah kuasa Tuhan menjadi nyata. Kami mulai makin rajin berdoa dan menyembah (memohon belas kasihan Tuhan).
“Mazmur 51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.”
Mulai hari keempat itulah, rambut mulai gugur, sedikit demi sedikit, di tempat tidur selalu ada rambut yang berguguran, yang makin hari makin banyak jumlahnya. Dan akhirnya saat mandi dan keramas, rambutnya mulai rontokkk, bukan saja dipegang tapi saat disiram airpun, gugurlah rambut secara masal, sehingga seluruh lantai kamar mandi penuh dengan rambut. Dan itu membuat stress istri saya. Lalu saya bilang , kalu begitu digundulin saja. Agar tidak terlihat rontok lagi. Dan diapun tidak langsung mau melakukannya. Sampai ketika duduk dibawah kipas angin, dan rambutpun mulai beterbangan. Barulah dia menyerah, mau gundul.
Walaupun dalam keadaan gundul, masih bisa pakai wig (rambut palsu). Tapi tidak nyaman pakai wig sebab panas dan gatal. Sering dicopot dan hanya pakai topi saja. Tapi setiap aku memandang istriku dalam keadaan gundul itu, ternyata dia terlihat TETAP CANTIK.
Kami berusaha tetap bekerja seperti biasa, bahkan puji Tuhan, kami telah masuk COT (3 kali omset MDRT) sebelum tutup tahun. Bahkan disaat acara Seminar di Hotel Shangrila Jakarta (AAD 2015) istri saya diundang sebagai pembicara. Walau tubuh lemah dan kondisi drop sekali saat itu, namun dia mengumpulkan semua tenaga untuk dapat berdiri untuk berbicara (saat itu hari ke 3 dari chemo yang ke 2). Banyak orang yang terinspirasi dari kesaksiannya saat itu.
Puji Tuhan Chemo sudah berjalan 4 kali berat badan terus bertambah (biasanya kalau orang chemo, cenderung beratnya turun). Tapi bukan sampai disini saja, sebab di PA (Phatologi Anatomi) terdapat : Her2 positif , yang harus di lanjutkan sampai 8 kali lagi. Setiap kali ke Singapore kami membayar untuk biaya chemoterapy dan herceptine hampir 150 juta rupiah saat itu. Dan harus dilakukan 4 kali dan 8 kali herceptine. Wooow.
Untung kami memiliki Asuransi Sequislife, plan H (kamar 2juta/hari) limit 1,1 Milyar pertahun, yang kami beli 5th sebelum kejadian ini. Oleh sebab itu kami berani membawa berobat ke Singapore dengan pelayanan terbaik. Dan kami punya persediaan cukup dana dari hasil investasi yang saya bayarkan pada tiap tiap tahunnya. Setelah menjalani rentetan pengobatan yang sangat luar biasa itu, masih ada lagi pengobatan terakhir selama 30 kali SINAR RADIASI . Inipun kami kerjakan di Singapore.
Setiap hari harus ke rumah sakit untuk radiasi, ya setiap hari kecuali sabtu dan minggu (jadi selama satu bulan lebih istri saya tinggal di Singapore, dan hanya sabtu dan minggu balik ke Bali). Untung ada saudara yang sangat baik hatinya , yang memberi tumpangan selama pengobatan sebulan lebih itu. Terima kasih buat sukmeh Ruttiningsih/Yuda Untefan yang memperkenalkan ke anak mantunya agar bisa tinggal disana. Secara khusus kami ucapkan kepada Fredy dan Ita, melalui kebaikan hatimu , kami bisa numpang selama pengobatan. Sekali lagi Tuhan Yesus yang membalas kebaikan hati kalian. Amin
Setelah menjalani sederetan pengobatan kanker mama (Breast Cancer), November 2014 . Mulai Operasi, Chemoterapi dan Radiasi, semua berjalan sesuai rencana, semua sudah selesai. Saat ini tinggal melanjutkan me-minum obat selama 5 tahun. Dan tetap melakukan medical (check up) secara periodik 3 bulan, 6 bulan, dan saat ini cukup setahun sekali harus ke Singapore. Di sela sela itupun tetap test lab darah secara rutin (6 bulan sekali). Sejauh ini hasilnya bagus. Puji Tuhan.
Mazmur 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Kanker adalah pembunuh nomor 3 di Indonesia. Banyak orang ketika terdeteksi kanker, beranggapan inilah akhir dari segalanya (mati). Padahal banyak fakta, penderita kanker dapat disembuhkan. Bahkan banyak penderita kanker bisa tetap hidup puluhan tahun kemudian (sampai tua). Cari komunitas positif , hindari/ lupakan informasi negatif !!!
Pada suatu hari, saat pengobatan berlangsung (saat awal) suatu ketika tanpa sengaja bertemu dengan teman di sebuah supermarket, saat itu istri saya menunjukan reaksi chemo , yaitu kaki agak bengkak, lalu secara spontan temannya berkata “aduhhh, saat mama aku (mamanya) terkena kanker dulu sebelum meninggal kakinya juga bengkak gitu” INI ADALAH CONTOH HAL YANG SANGAT NEGATIF. (anggap saja setan lewat, dan lupakan!!!) Jika kita berhadapan dengan hal tersebut, jangan gelisah. Percaya diri, Mati dan hidup adalah urusan Tuhan. Yang kita bisa lakukan adalah merawat kehidupan ini dengan sebaik mungkin (yang terbaik jika mungkin).
Jadi yang terpenting disini adalah respon kita terhadap semua hal yang terjadi, jika ada hal buruk terjadi (diluar kontrol kita) maka kita harus tetap berfikir positif dan tetap optimis. Dan tetaplah percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan pasti akan memberi jalan keluar, agar kita dapat menanggungnya.
Perencanaan keuangan, untuk menghadapi resiko kehidupan harus dipikirkan sedini mungkin. Salah satunya adalah melalui Asuransi. Pilah dan Pilih asuransi yang tepat untuk memberi rasa aman dikemudian hari. Teliti sebelum membeli !!! Jika anda sudah memiliki polis, coba check sekali lagi tentang manfaatnya satu persatu selagi anda berkesempatan membelinya. Jika anda telah memiliki banyak asuransi, buatlah rekapitulasi. Sebab yang terjadi lapangan adalah banyak orang membeli asuransi, tidak tahu detail apa yang dimiliki (maklum beli karena masih saudara, teman baik, kasihan, dll). Banyak orang yang mampu membeli asuransi lebih tinggi, namun yang di beli adalah asuransi ala kadarnya.
Para pembaca telah melihat perjuangan istri saya melawan kanker. Menghabiskan energi yang banyak dan menghabiskan uang yang menurut ukuran saya, sangat banyak. Jika saya hitung hitung total semua perawatan kanker hampir 1,3 Milyar. Untungnya kami memiliki Asuransi Kesehatan dari Sequislife. Yang secara periodik kami mengganti dengan yang lebih tinggi (sebab biaya kesehatan terus meningkat). Bersyukur kami memiliki asuransi kesehatan dari Sequis yang di bayar sesuai tagihan, sesuai plan kami.
SEMUA DIBAYAR OLEH SEQUIS SAMPAI BATAS MAKSIMAL DARI PLAN KAMI. (Kami mempergunakan plan H, kamar 2juta, kami haya membayar selisih kamar dan GST 7%, dengan limit pertahun 1,1 Milyar) Namun plan kesehatan dari Sequis yang terbaru memberi perlindungan sebesar 4 Milyar setiap tahun sampai usia 100th yang namanya IMR dengan standard kamar (one bed terendah di RS yang dipilih) walaupun harga kamarnya 10juta sekalipun tetap dibayar SESUAI TAGIHAN 4Milyar setiap tahun termasuk GST).
Jika menginginkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi langsung ke Imanuel Tikto hp/wa: 081338777339. Plan kesehatan Sequis juga tersedia dengan kamar 400ribu, dengan ketentuan yang sama, Sesuai tagihan hanya dengan limit 242juta pertahun.
Dampak yang terjadi dilingkungan sekitar, baik saat pengobatan maupun saat ini adalah memberi pengetahuan yang benar bahwa penderita kanker dapat disembuhkan. Yang terpenting adalah lakukan medical check up secara berkala dan persiapkan perlindungan yang optimal untuk kejadian yang tidak terduga.
Kami bersyukur atas teman teman , semua nasabah yang telah membantu memberi semangat dan motivasi yang positif atas apa yang terjadi selama perawatan hingga sembuh seperti saat ini. Saat saya menulis pagi ini, istri saya sedang berada di Korea (berlibur bersama beberapa nasabah). Semoga dengan berlibur, dapat memberi imun bagi tubuhnya. Bahkan saat ini, terlihat lebih cantik dari sebelum chemo ( karena pertumbuhan sel baru, kehidupan baru, energi baru, wajah makin ayu, mantappp iki ).
Kisah Lainnya
Kanker dan Sequislife
Nama saya Trifena Ana SR. Saya lahir dan besar di kota Surabaya. Bulan Februari adalah bulan yang sangat special yang Tuhan berikan dalam hidup saya. Saya lahir di bulan Februari. …Celaka, Injak Kaca Berujung 35,7Juta
Terima kasih om Imanuel yang telah membantu saya. Dan terima kasih buat kedua orang tua saya yang telah memberikan kartu sakti Sequis untuk mengcover semua biaya rumah sakit sayaTerhindar dari Jerat yang Menyesakan – Kisah Nyata
Perjuangan melawan kanker denga biaya total kurang lebih 1.3M, jumlah yang sangat banyak bagi kami, Puji Tuhan semua di bayarin oleh SequisOpname karena Tifus habis 11juta-an
Buat saya uang 11jt itu banyak, butuh berbulan-bulan untuk menabungnya, tapi sakit datang tidak akan menunggu kita punya tabungan.